Peran Nabi Muhammad sebagai Ayah
Dikutip dari buku Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa karya H. Miftahur Rahman, Nabi Muhammad SAW menunjukkan perannya sebagai ayah untuk melindungi anaknya.
Nabi SAW memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Sayyidah Fatimah. Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Sayyidah Fatimah dalam berkhidmat pada ayahnya.
Jika Sayyidah Fatimah datang, Nabi SAW segera berdiri. Ia menjemput Fatimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR Tirmidzi, Sunan Abu Daud). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah perkataannya di hadapan para sahabat ketika berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan sangat menyayangi anaknya.
Sebagai orang tua, mestinya memahami bahwa setiap hal yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya adalah penuh makna, mencerminkan kasih sayang yang mendalam dalam hati ibu dan ayah. Kasih sayang ini perlu ditunjukkan secara nyata dan dirasakan oleh anak melalui berbagai cara dari waktu ke waktu.
Rasulullah SAW juga memberikan teladan terbaik dalam mencintai putra-putrinya dan keluarganya. Beliau menunjukkan sikap sebagai seorang ayah yang lembut, penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasih.
Rasulullah SAW tidak hanya menolong dan memperhatikan anak-anaknya, tetapi juga menjaga mereka dengan penuh perhatian. Kecintaan beliau yang mendalam ini seringkali membuat orang lain terkesan dan penasaran.
'Aisyah Ummul Mukminin RA berkata, "Ada orang Arab yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Sesungguhnya anda mencium anak-anak Anda padahal kami tidak pernah menciumi mereka?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang di hatimu'?"
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra' bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra',
"Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka." Maka Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda, "Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang."
Riwayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama seorang ayah yang penuh kasih sayang, yang secara aktif menunjukkan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya.
Nabi Ibrahim AS dikenal sebagai bapak para nabi. Dua di antara nama anak Nabi Ibrahim AS termasuk 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita imani.
Nabi Ibrahim AS diketahui memiliki 13 orang anak dari keempat istrinya. Meskipun begitu, di dalam Al-Qur'an Allah SWT hanya menyebut dua nama anak Nabi Ibrahim AS, yaitu Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.
Dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir dan diterjemahkan oleh Saefulloh MS mengisahkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi Ibrahim AS lahir di Barzah, sebelah timur Damaskus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika Allah SWT membinasakan Raja Namrud melalui tangan Ibrahim AS, beliau segera hijrah ke Harran. Setelah itu, Nabi Ibrahim AS pindah lagi ke Syam kemudian menetap di Iliya. Pada saat itu, lahirlah Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.
Adapun, istri pertama Nabi Ibrahim AS, yaitu Sarah wafat terlebih dahulu di Hebron suatu wilayah yang letaknya di negeri Kan'an dalam usia 127 tahun. Meninggalnya Sarah membuat Nabi Ibrahim AS merasa sangat sedih bahkan ia sempat menangis dan memohonkan rahmat kepada Allah SWT untuk istrinya itu.
Nabi Ibrahim AS lalu membeli sebidang tanah milik seseorang dari bani His yang bernama Afrun bin Sakhr Mugharah seharga 400 mistqal yang pada akhirnya Sarah pun dimakamkan di tanah itu.
Masih dalam buku tersebut, hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim AS menikah dengan Qanthura binti Yaqthan berasal dari kaum Kan'an. Dari pernikahannya tersebutlah Nabi Ibrahim AS dikaruniai 6 orang anak.
Setelah Qanthura meninggal dunia, Nabi Ibrahim AS akhirnya menikah lagi dengan Hajun binti Amin. Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai lima orang anak. Hal tersebut dijelaskan oleh Abu Qasim Suhaili dalam kitabnya, At-Takrif wal I'lam.
Nama Anak Nabi Ibrahim AS
Dari buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur'an karya Adil Musthafa Abdul mengutip Halim dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur'anil Karim menjelaskan mengenai nama anak-anak dari Nabi Ibrahim AS. Berikut ke-13 nama anak Nabi Ibrahim AS:
1. Nabi Ismail AS merupakan putra tertua dari Nabi Ibrahim AS. Ismail AS juga terkenal dengan kisah penyembelihannya di dalam Al-Qur'an. Siti Hajar merupakan ibu dari Nabi Ismail AS. Siti Hajar berasal dari Mesir dan pada mulanya merupakan budak Nabi Ibrahim AS yang kemudian dimerdekakan setelah melahirkan Nabi Ismail AS.
2. Nabi Ishak AS yang lahir dari istrinya yang pertama yaitu, Siti Sarah. Sarah awalnya merupakan seorang wanita mandul tetapi akhirnya bisa hamil dan melahirkan dengan kebesaran Allah SWT.
3. Madyan merupakan putra pertama dari Qanthura yang berjumlah 6 orang
8. Seorang anak laki-laki yang tidak sempat diberikan nama, ia lahir dari istri Nabi Ibrahim AS yang bernama Qanthhuur binti Yaqthun al Kan'aani
9. Kiisaan (putra dari istrinya yang bernama Hajuun)
13. Naanis, lahir dari istri Nabi Ibrahim AS yang bernama Hajuun binti Amiin
Ibnu Katsir menjelaskan, meskipun Nabi Ibrahim AS memiliki beberapa orang anak laki-laki namun yang paling terkenal hanya Nabi Ismail AS dan Ishak AS. Dua orang bersaudara ini sama-sama agung serta sama-sama diutus sebagai nabi dan rasul.
Nama Anak-anak Nabi Ibrahim AS
Adil Musthafa Abdul Halim dalam Al-Aabaa wal Abnaa fil Qur'anil Karim dan diterjemahkan oleh Abdul Hayyie al-Kattani dan Fithriah Wardie turut menjelaskan mengenai nama anak-anak dari Nabi Ibrahim AS. Inilah ke-13 nama anak Nabi Ibrahim AS:
Itulah tadi nama anak Nabi Ibrahim AS yang berjumlah 13 orang.
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa meskipun Nabi Ibrahim AS memiliki beberapa orang anak laki-laki namun yang paling terkenal di antara anak-anak Nabi Ibrahim AS hanya dua orang bersaudara yang sama-sama agung serta sama-sama diutus sebagai Nabi dan Rasul. Kedua anak tersebut ialah Ismail AS dan Ishak AS.
Nabi Muhammad SAW adalah keturunan bani Hasyim dari suku Quraisy. Menurut sejumlah Sirah Nabawiyah, nama Nabi Muhammad SAW berasal dari kakeknya, Abdul Muthalib.
Nama "Muhammad", sendiri berarti orang yang terpuji. Pada saat itu nama tersebut belum pernah dipakai oleh orang-orang Arab pada masa pra-Islam.
Nabi Muhammad SAW mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushayi bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizhar bin Ma'ad bin Adnan dan selanjutnya hingga bertemu garis keturunan dari Nabi Ismail AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disebutkan dalam buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja.
Sementara itu, merujuk dari buku Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik (Abad VII-XII M) karya Faisal Ismail, pilihan nama Muhammad yang diberikan oleh Abdul Muthalib kepada cucu tercinta sangat tepat, cocok, dan fenomenal.
Dikisahkan dalam buku tersebut, ketika banyak orang Quraisy yang bertanya kepada Abdul Muthalib mengapa ia memberi nama cucunya Muhammad, ia menjawab "Agar cucuku menjadi orang terpuji di langit di sisi Tuhan, dan terpuji di kalangan manusia di bumi."
Sementara itu, masih dalam buku yang sama menjelaskan bahwa kaum orientalis Barat generasi awal seperti Ignaz Goldziher, Theodor Noldeke, dan G. Well yang dengan maksud tendensius mengatakan bahwa nama asli Nabi Muhammad SAW bukanlah "Muhammad" melainkan Qusam atau Qutsamah.
Namun, pendapat ini tidak dibenarkan oleh para ulama. Sebab, riwayatnya palsu dan tidak jelas, sebagaimana dikatakan dalam buku an-Nabiy Muhammad, Insaniyah al-Insan wa Nabiy al-Anbiya karya Abdul Karim al-Khathib dan diterjemahkan oleh Jamaluddin.
Dalam jurnal berjudul Kajian Morofologis Nama-Nama Nabi Muhammad dalam Al-Qur'an karya Nabilatul Ulya juga menjelaskan mengenai nama-nama lain dari Nabi Muhammad SAW. Dijelaskan bahwa sosok nabi Muhammad SAW dinyatakan dalam sejumlah sebutan. Paling tidak, ada lima sebutan sosok Nabi Muhammad SAW dalam Al-Qur'an, yaitu Ahmad, Muhammad, Rasul, Nabi, dan Basyar (manusia biasa).
Masing-masing sebutan tersebut mempunyai karakteristik yang dapat membedakan antara sebutan satu dengan sebutan lainnya. Meski demikian, harus diakui juga bahwa masing-masing antara sebutan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dari lainnya, karena kelima sebutan tersebut tetap bermuara pada satu objek, yakni sosok Muhammad SAW.
Nama lain Nabi Muhammad SAW tersebut turut dijelaskan dalam sejumlah hadits. Salah satunya dari Jubair bin Muth'im RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sungguh aku mempunyai beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (yang menghapus) yang denganku Allah menghapus kekafiran, aku adalah Al-Hasyir (yang mengumpulkan), yang manusia dikumpulkan pada qodam-ku (masa kenabianku), aku adalah Al-'Aqib (yang paling belakangan) yang tidak ada kerasulan sesudah itu." (HR Bukhari dan Muslim)
Selain itu, dalam riwayat yang berasal dari Abu Musa Al-Asy'ari RA ia berkata, "Dahulu Rasulullah SAW memperkenalkan dirinya pada kami dengan beberapa nama. Beliau berkata:
"Aku adalah Muhammad, Ahmad, Al-Muqaffi (mengikuti nabi sebelumnya), Al-Hasyir (yang mengumpulkan), Nabiyyut taubah, dan Nabiyyur Rahmah." (HR Muslim)
Banyak para ulama yang berbeda pendapat mengenai jumlah nama-nama Nabi Muhammad SAW, Ibnu Dihyah dalam kitab karangannya, berkata: Sebagian ulama berpendapat bahwa, jumlah nama-nama Nabi SAW itu sama seperti jumlah asmaul husna.
'Athif Qosim Amin al-Maliji dalam kitabnya, Asma' Nabi Fii al-Qur'an wa as-Sunnah‛, memaparkan nama-nama nabi itu adalah Muhammad, Ahmad, 'Abdullah, al-Ummi, ar-Rahiim, al-Basyir, asy-Syaahid/asy- Syahiid, an-Nadzir, ad-Da'i ila Allah, al-Muballigh, al-Hanif, al-Mahi, Rasul al-Malahim, al-Hasyir, Nabi at-Taubah, an-Nur, as-Sirojul Munir, al-Musthofa, al-Mudatstsir, al-Muzammil, ath-Thahir, al-Muthahar, al-Muthahir, al-Mutawakkal, al-Amin, ash-Shadiq, Thaha, al-Jami', al-Wali, al-Fatih, al-Hadi, Shohibul Kautsar.
Nama Nabi Isa alaihissalam dalam beberapa bahasa cukup banyak. Dalam Islam, Nabi Isa termasuk salah satu dari lima Rasul bergelar Ulul Azmi. Foto/ilustrasi
'alaihissalam dalam beberapa bahasa menarik untuk diketahui. Dalam perspektif Islam, Nabi Isa merupakan seorang Rasul Allah yang diutus untuk Bani Israil.
Beliau termasuk satu dari lima Rasul bergelar 'Ulul Azmi, yaitu Rasul yang sabar dan tabah mendakwahkan ajaran Allah. Dalam
disebut sebanyak 25 kali, disebut Al-Masih 11 kali, disebut Ibnu Maryam sebanyak 23 kali.
Kisahnya diabadikan dalam Surat Ali 'Imran ayat 49-55: Surat Al-Ma'idah ayat 110-118; Surat Maryam ayat 24-36. Dalam Alkitab, kisahnya disebutkan dalam Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Namun, terkait kelahirannya, masing-masing agama memberikan argumennya sendiri.
Terkait sosok Nabi Isa, Yahudi menganggapnya Nabi/Mesias palsu yang menyesatkan Bani Israil. Sementara pandangan Kristen menganggap bahwa Isa Almasih atau lebih dikenal Yesus Kristus adalah Tuhan dan salah satu dari Trinitas (Allah Anak) serta juru selamat mereka.
dalam beberapa Hadis. Nabi Isa sosoknya berpostur tubuh sedang, berdada bidang, kulitnya kemerah-merahan seperti baru keluar dari pemandian. (HR Al-Bukhari, Muslim)
Dalam riwayat Ibn Abbas, kulit Nabi Isa ibn Maryam yang dilihat oleh
ketika Isra Mi'raj adalah putih kemerahan (al-hamrah wal bayadh).
dengan kulit putih kemerahan inilah yang nanti pada akhir zaman turun ke bumi.Hal ini diketengahkan dalam Hadis Mustadrak Al-Hakim:
Ada beberapa pendapat mengenai nama
" menyatakan bahwa nama Ibrani (ישע) Yesyua' atau Y'syua' merupakan nama asli Isa. Nama ini disebut merupakan kependekan dari (יהושע) Yehosyua'.
Klemens dari Aleksandria dan Sirilus dari Yerusalem berpendapat bahwa nama Yunani ('ησοῦς Iēsous) merupakan nama asli Isa dan nama ini bukan turunan dari bentuk Ibraninya.
Pendapat lain yang dikutip dari
menyatakan nama asli Isa menggunakan nama Aram (ܝܫܘܥ), dibaca Yesyu' dalam dialek Suryani Barat atau Isyo' dalam dialek Suryani Timur, mengingat dia tumbuh dan berdakwah utamanya dengan bahasa Aram.
Sedangkan Nama Yesus yang digunakan umat Kristen diturunkan dari nama Yunani Iēsous. Umat Kristen Arab menyebut Isa dengan (يسوع) atau Yasuu' yang diturunkan dari Yesyua' dengan perubahan fonetik (Reynolds 2007, hlm235).
Yasuu' digunakan sejak sebelum masa Islam dan dan digunakan pada masa-masa setelahnya (Beaumont 2005, hlm175). Isa juga digunakan oleh beberapa kelompok Kristen di negara-negara Muslim.
Kisah Nabi Isa dimulai dari kelahiran Maryam, putri dari Imran, berlanjut dengan tumbuh kembangnya dalam asuhan Nabi Zakariya, serta kelahiran Nabi Yahya. Kemudian Al-Qur'an menceritakan keajaiban kelahiran Nabi Isa sebagai anak (putra) Maryam tanpa ayah. Berikut firman Allah:
اِذۡ قَالَتِ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ يٰمَرۡيَمُ اِنَّ اللّٰهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِّنۡهُ ۖ اسۡمُهُ الۡمَسِيۡحُ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيۡهًا فِى الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ وَمِنَ الۡمُقَرَّبِيۡنَۙ
." (QS. Ali 'Imran Ayat 45)
disebut dengan "kalimat Allah", sebagai pemberitahuan tentang proses penciptaannya yang berbeda dengan kejadian manusia biasa. Nabi Isa dinamai Al-Masih yang merupakan gelar istimewa (raja). Karena kata Almasih dalam Taurat dan Injil berarti "yang disapu atau yang diminyaki". Menyapu dan meminyaki itu adalah satu ketentuan dalam adat istiadat mereka bahwa siapa yang telah disapu dengan minyak suci oleh kepala agama, maka dia sudah menjadi suci pula, cakap untuk memegang kerajaan, memiliki ilmu pengetahuan dan kekuasaan, lagi mendapat berkah.
Di sini Allah, menunjukkan bahwa Isa, senantiasa mendapat berkah walaupun belum pernah disapu dengan minyak suci itu. Ada pula yang mengatakan bahwa nama Isa berasal dari kata Yunani "Yasu", artinya yang diselamatkan, yang terpilih.
1. Jesus Christ, Messiah (Bahasa Inggris)
2. Yesus Kristus, Mesias (Indonesia)
3. Yeshua, Yesu'a, Yeshu'a, Yehoshu'a, Masiaḥ (Ibrani atau Ivrit)
4. M'sheekha (Aram), Məšîḥā (Aram/Syria)
5. Isha, Isho, Mar Isho, Eesho, Easho, Ishu (Aram dan India)
6. Isa Al-Masih, Isa ibnu Maryam (Arab)
7. Isha Masih, Issa Mashiha, Hazrat Issa, Issa (India)
8. Yuzu Asaph, Yuz Asaf (India-Kashmir)
9 . Yesu, Yeshu (Ibrani)
10. Iēsous Christos (Yunani).
Nabi Ibrahim AS memiliki 13 anak. Dua di antaranya sudah banyak diketahui adalah Nabi Ismail AS dan Ishak AS sebagai bagian dari 25 nabi dan rasul yang wajib diimani.
Ketiga belas orang anak ini berasal dari keempat istrinya dengan Nabi Ibrahim AS. Namun, di dalam Al-Qur'an Allah SWT hanya menyebut dua nama anak Nabi Ibrahim AS, yaitu Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.
Nabi Ibrahim AS dijuluki sebagai Bapak Para Nabi seperti dikutip dari buku 25 Kisah Nabi dan Rasul karya Aan Wulandari Usman. Hal ini dijelaskan di dalam surah Al-Ankabut ayat 27, Allah SWT berfirman:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَجَعَلْنَا فِيْ ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتٰبَ وَاٰتَيْنٰهُ اَجْرَهٗ فِى الدُّنْيَا ۚوَاِنَّهٗ فِى الْاٰخِرَةِ لَمِنَ الصّٰلِحِيْنَ
Artinya: Kami anugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya'qub. Kami jadikan pada keturunannya kenabian dan kitab serta Kami berikan kepadanya balasan di dunia. Sesungguhnya di akhirat dia benar-benar termasuk orang-orang saleh.
Dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa' karya Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS mengisahkan dari Ibnu Abbas jika Nabi Ibrahim AS lahir di Barzah, sebelah timur Damaskus.
Kemudian Ibrahim AS hijrah ke Harran setelah membinasakan Raja Namrud. Setelah itu, Nabi Ibrahim AS menuju ke Negeri Syam lalu menetap di Iliya. Pada saat itu, lahirlah Nabi Ismail AS dan Nabi Ishak AS.
Nabi Ibrahim AS pun diberi cobaan dengan wafatnya Sarah yaitu istri pertamanya. Sarah wafat dalam usia 127 tahun di Hebron suatu wilayah yang letaknya di negeri Kan'an. Nabi Ibrahim AS merasa terpukul dan meneteskan air mata sambil memohon rahmat kepada Allah SWT untuk istrinya.
Akhirnya, Sarah pun dimakamkan di tanah yang dibeli oleh Nabi Ibrahim AS milik seseorang dari bani His yang bernama Afrun bin Sakhr Mugharah seharga 400 mistqal (satuan berat untuk emas yakni 1 mitsqal disebut 1 dinar).
Dikutip dari buku The Golden Stories of Ibrahim karya Rizem Aizid, Nabi Ibrahim AS pun menikah dengan Qanthura binti Yaqthan berasal dari kaum Kan'an. Pernikahannya tersebut Nabi Ibrahim AS dikaruniai 6 orang anak.
Setelah Qanthura meninggal dunia, Nabi Ibrahim AS akhirnya menikah lagi dengan Hajun binti Amin. Hajun memiliki sedikit catatan sejarah namun dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai lima orang anak.
Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.
Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.
Putra-Putri Nabi Muhammad
Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja, berikut putra-putri Nabi Muhammad SAW:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qasim lahir di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Kelahiran Qasim ini membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Abu Qasim atau 'Bapaknya Qasim'. Namun, Qasim meninggal pada usia 2 tahun.
Anak kedua Rasulullah SAW adalah Sayyidah Zainab binti Muhammad. Putri Rasulullah SAW ini dinikahkan dengan sahabat Abu Al Ash bin Ar Rabi, yang kemudian dikaruniai dua anak bernama Ali dan Umamah.
Abu Al Ash bin Ar Rabi mengucap dua kalimat syahadat dan mengikuti agama istri dan mertuanya dan pindah ke Madinah. Sayyidah Zainab kemudian meninggal dunia pada 8 Hijriah meninggalkan suami dan anaknya.
Nabi Muhammad SAW kemudian dikaruniai anak ketiga, yaitu Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad. Sayyidah Ruqayyah dinikahkan dengan sahabatnya, Utsman bin Affan, dan dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Abdullah.
Ketika tinggal di Madinah, mereka menghadapi ujian dengan wafatnya putra tunggal mereka pada usia 6 tahun. Tidak lama kemudian, Sayyidah Ruqayyah sakit dan dikabarkan meninggal dunia ketika Rasulullah SAW sedang berada di medan Perang Badar.
Anak keempat Nabi Muhammad SAW adalah Ummu Kultsum. Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun Utbah menceraikannya sebelum mereka sempat hidup bersama.
Setelah itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah istri Utsman, Ruqayyah, meninggal dunia. Ummu Kultsum, putri keempat Rasulullah SAW dari Siti Khadijah, meninggal pada 9 Hijriah.
Putri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan sering kita dengar dalam berbagai riwayat adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Sayyidah Fatimah adalah anak kelima Nabi Muhammad SAW dan putri yang sangat beliau cintai. Ia lahir lima tahun sebelum Rasulullah SAW menerima wahyu pertama.
Sayyidah Fatimah kemudian dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib RA, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima orang cucu untuk Rasulullah SAW, yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin.
Putra terakhir Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah Abdullah. Abdullah lahir setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul, dia lahir di masa permulaan Islam setelah turunnya wahyu. Namun, Abdullah meninggal di Kota Makkah ketika dia masuk kanak-kanak
Nabi Muhammad SAW juga memiliki putra dari istrinya, Mariyah Al Qibthiyah. Keturunan beliau yang juga menjadi putra bungsunya ini bernama Ibrahim.
Ibrahim lahir pada 8 Hijriah di Madinah. Sayangnya, Ibrahim meninggal dunia ketika usianya baru mencapai 17 atau 18 bulan. Dia wafat pada 10 Hijriah. Rasulullah SAW pun sangat bersedih dengan kepergiannya.